Teknik Komputer Telkom University Surabaya Inovasi Soft Robotics dalam Industri: Fleksibel, Adaptif, dan Aman

Di tengah gegap gempita otomatisasi industri, muncul satu inovasi yang mendobrak pakem lama dunia robotika: soft robotics. Jika selama ini robot identik dengan lengan baja, gerakan kaku, dan suara mekanik yang khas, kini paradigma itu berubah. Soft robotics menawarkan robot yang lentur seperti otot manusia, bisa menggenggam telur tanpa memecahkannya, dan berinteraksi langsung dengan manusia tanpa risiko cedera. Ia bukan sekadar robot yang bekerja—ia robot yang berempati terhadap lingkungannya.

Soft robotics adalah cabang robotika yang menggunakan material fleksibel seperti silikon, polimer elastomerik, atau tekstil pintar untuk menciptakan aktuator dan struktur gerak yang meniru organisme hidup. Teknologi ini lahir dari inspirasi biologis—bagaimana gurita, cacing, atau lidah manusia bisa bergerak dengan kelenturan dan presisi luar biasa tanpa tulang atau sendi kaku. Kini, prinsip tersebut ditransformasi menjadi solusi nyata bagi industri yang membutuhkan adaptabilitas tinggi.

Di industri manufaktur makanan, misalnya, soft robot digunakan untuk menangani produk rapuh seperti buah, kue, atau daging mentah yang tidak bisa disentuh oleh robot konvensional tanpa risiko kerusakan. Perusahaan seperti Festo dan Soft Robotics Inc telah menciptakan gripper berbasis udara dan tekanan rendah yang mampu membedakan kekuatan genggaman terhadap setiap jenis objek—berkat sensor dan algoritma machine learning terintegrasi.

Keunggulan lain dari soft robotics adalah keamanannya dalam lingkungan kerja bersama manusia (collaborative robotics). Di pabrik-pabrik kecil hingga fasilitas kesehatan, soft robot mampu bergerak di antara pekerja tanpa perlu pagar pengaman. Jika terjadi kontak, bahan elastisnya akan menyerap benturan, bukan mencederai. Hal ini membuka jalan bagi kolaborasi manusia-mesin yang lebih harmonis dan efisien.

Tidak hanya itu, dunia medis juga mulai memanfaatkan potensi soft robotics dalam prosedur minimal invasif. Sebuah studi dari Harvard Wyss Institute mengembangkan robot berbentuk seperti ular lembut yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia untuk operasi internal tanpa sayatan besar—mengurangi risiko pasca operasi dan mempercepat pemulihan.

Namun, di balik keunggulannya, pengembangan soft robotics juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kesulitan dalam kontrol gerak karena bentuknya yang sangat fleksibel dan tidak kaku. Dibutuhkan pendekatan baru dalam sistem kendali, seperti penggunaan sensor berbasis tekanan atau algoritma prediktif berbasis AI yang terus mempelajari pola gerak dari lingkungan. Tantangan ini menjadi lahan riset yang subur dan kolaboratif antara ilmuwan robotika, material, dan sistem kontrol cerdas.

Soft robotics juga menunjukkan potensi besar dalam mendukung tujuan keberlanjutan industri. Karena menggunakan material ringan dan energi yang lebih kecil, robot ini ramah lingkungan dan lebih hemat dibandingkan robot logam tradisional. Di era industri hijau dan ramah manusia, teknologi ini seolah menjadi jembatan antara efisiensi produksi dan tanggung jawab sosial.

Dengan segala kemampuannya—fleksibel, adaptif, dan aman—soft robotics bukan sekadar tren teknologi. Ia adalah representasi dari evolusi robot yang semakin berperasaan, mampu menyesuaikan diri dengan manusia dan lingkungan alaminya. Dan mungkin, ke depan, dunia kerja bukan lagi soal manusia bersaing dengan mesin, tapi tentang bagaimana kita bisa saling memahami dan saling menjaga.


Referensi Ilmiah
  1. Rus, D., & Tolley, M. T. (2015). Design, fabrication and control of soft robots. Nature, 521(7553), 467–475.
  2. Kim, S., Laschi, C., & Trimmer, B. (2013). Soft robotics: a bioinspired evolution in robotics. Trends in Biotechnology, 31(5), 287–294.
  3. Marchese, A. D., Katzschmann, R. K., & Rus, D. (2015). A recipe for soft fluidic elastomer robots. Soft Robotics, 2(1), 7–25.
  4. Yap, H. K., et al. (2017). A soft robotic elbow sleeve with passive and active assistance for upper limb rehabilitation. Advanced Materials Technologies.
  5. Harvard Wyss Institute. (2023). Soft-bodied surgical robots: Innovations and challenges in precision medicine.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *