Institut Teknologi Telkom Surabaya melakukan inovasi dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19. Inovasi ini berupa portabel masker untuk aktivitas olahraga. Launching masker ini dilakukan di Balai Kota Surabaya dengan dihadiri oleh Wali Kota Tri Rismaharini. Masker tersebut dibuat karena ketika kita berolahraga membutuhkan ritme pernafasan yang cepat. Sehingga jika menggunakan masker biasa terasa tidak nyaman. Dengan masker ini masyarakat bisa tetap disiplin memakai masker kendati tengah berolahraga.
“Ini fungsinya untuk yang melakukan sport atau olahraga, baik lari atau bersepeda,” kata Rektor IT Telkom Surabaya, Tri Arief Sardjono.
Modelnya memang seperti masker pada umumnya. Hanya saja masker ini dilengkapi selang dan tersambung dengan kotak kecil.
Didalam kotak kecil itulah terdapat alat seperti filter udara. Tujuannya agar udara yang masuk dalam keadaan baik. Selain itu dengan alat tersebut dapat membuat stabil udara yang masuk dan keluar.
Menurut Arief, ketika memakai masker tersebut memang seolah seperti biasa.
Apalagi, alat tersebut juga dilengkapi dengan kipas untuk mendorong udara. Alat tersebut memakai baterai.
“Di hadapan Bu Risma saya melaunching portabel masker bagi olahragawan, mudah-mudahan bisa bermanfaat,” tambahnya.
Di sisi lain, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tampak antusias dengan inovasi tersebut. Dia menyadari manfaat dari masker portabel itu terutama untuk aktivitas olahraga.
“Menurut saya ya memang keamanannya bagus menggunakan ini, supaya kita bisa kontrol oksigen yang masuk,” ungkap Risma.
Selain portabel masker, inovasi lain yang dibawa IT Telkom ke Pemkot Surabaya itu antara lain crane pemulasaran jenazah versi 3.0 dan ventilator command center.
Menurut Risma, bantuan yang selama ini diberikan dari IT Telkom kepada Pemkot dalam kaitan penanganan pandemi sudah banyak.
Seperti, bilik sterilisasi, robot service isolation room, APB sterilisasi, robot rose dan swab chamber.
Untuk alat canggih inovasi anyar itu, Risma mengatakan segera diurus hak patennya. Sebab, itu penting agar tidak terjadi pencurian hak kekayaan intelektual.
“Hak paten ini penting untuk keberhasilan produksi massalnya,” ujar Risma.